Lauk MBG Diduga Basi, DPRD Bangkalan Tekan Penyedia Jaga Kualitas

Lauk daging kuah (tengah) pada makanan bergizi gratis diduga basi (Foto: istimewa/PM)

Bangkalan (pojokmadura.id)Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Bangkalan kembali menuai sorotan. Sejumlah sekolah menemukan lauk berupa olahan daging kuah yang diduga sudah basi. 

Akibatnya, para guru memutuskan tidak membagikannya kepada siswa dan langsung mengembalikan makanan tersebut ke pihak penyedia.

Peristiwa ini membuat DPRD Bangkalan turun tangan. Komisi IV bersama Ketua DPRD memanggil mitra penyedia MBG dan Dinas Pendidikan untuk dimintai klarifikasi dalam rapat di ruang Banggar, Jumat (19/9/2025).

Anggota Komisi IV DPRD Bangkalan, Robi Ismail, menegaskan kasus ini tidak boleh dianggap sepele. 

Ia menuntut penyedia bertanggung jawab penuh agar distribusi makanan benar-benar aman dan layak konsumsi.

“Hari ini kami rapat dengan Dinas Pendidikan dan penyedia terkait makanan basi di beberapa sekolah. Ini jadi catatan penting agar kualitas MBG benar-benar terjamin,” ujar Robi.

Ia menambahkan, program MBG merupakan program prioritas Presiden sehingga kualitas harus dijaga ketat. 

“Kalau tidak, justru akan menimbulkan persoalan baru. Semua SPPG harus lebih serius dan bertanggung jawab,” tegas politisi Gerindra itu.

Nada tegas juga datang dari Anggota DPRD Fraksi PKB, Mohammad Hotib. Ia menyebut insiden ini sebagai alarm keras untuk memperbaiki standar. 

Ada tiga hal yang ditekankannya: pengolahan harus sesuai SOP, bahan baku wajib berkualitas, dan pemanfaatan produk lokal perlu diprioritaskan.

“Kalau bahan bakunya bagus dan diolah sesuai standar, kasus basi tidak akan terjadi. Selain itu, program ini harus memberi dampak ekonomi bagi Bangkalan, misalnya dengan membeli hasil petani dan peternak lokal,” jelas Hotib.

Ia juga mengingatkan bahwa DPRD akan melakukan evaluasi menyeluruh. 

“Kalau kejadian serupa terulang, kami akan teruskan ke provinsi bahkan ke Satgas BGN pusat. Program ini menyangkut masa depan generasi emas 2045, tidak boleh gagal hanya karena kelalaian dapur,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Moh Yakub, membenarkan temuan makanan basi terjadi di tiga sekolah, yakni SDN Mlajah 1, SDN Mlajah 2, dan SDIT. 

Ia meminta pihak sekolah lebih teliti sebelum membagikan makanan kepada siswa.

“Setiap makanan yang datang harus dicek dulu. Kalau tidak layak, jangan diterima. Itu penting untuk mencegah keracunan anak-anak,” pungkasnya. [rus/red]

Share Artikel

Artikel dilindungi, Semua tulisan dalam media ini sepenuhnya milih pojokmadura.id